Geliat perekonomian di Cina saat ini sedang berada pada puncak teratas. Cina mulai membombardir daerah disekitanya untuk memperluas kekuasaan, satu demi satu beberapa daerah menjadi daerah kekuasaannya tak terkecuali Tibet. Daerah yang lebih dikenal dengan negeri diatas angin ini menjadi salah satu sasaran perluasan megaproyek yang kini tengah digarap oleh Cina. Beberapa megaproyek bahkan telah berhasil untuk dilaksanakan. Cina saat ini menjadi salah satu negara industri terbesar di dunia setelah Jepang, industri apapun berhasil dikelola oleh Cina.

Saat ini tidak hanya barang elektronik dan makanan yang jadi perhatian utama Cina, untuk meraup keuntungan yang jauh lebih besar maka negara berpenduduk terbanyak di dunia ini menjadikan semua komoditas sebagai media bisnis. Nampaknya Cina sudah tidak memandang batas teritorial maupun kebijakan-kebijakan pemerintahan yang sudah ada. Pasalnya beriringan dengan pembangunan megaproyek tersebut banyak pula kasus yang beredar mulai dari penggulingan kekuasaan hingga perebutan kekayaan alam, yang paling banyak merasakan dampak pembangunan megaproyek Cina tersebut yaitu daerah Tibet. Otonomi Tibet ternyata tidak mampu untuk mempertahankan wilayah Tibet.

Cina terus menerus membangun megaproyek di Tibet, di tahun 2010 Cina merencanakan untuk membangun PLTA di Tibet. Hal tersebut dilakukan oleh Cina dengan tujuan untuk menciptakan energi terbarukan dengan jumlah yang lebih banyak daripada sebelumnya. Cina dikenal dunia sebagai negara yang sering menangani megaproyek bendungan yang kapasitasnya super besar di beberapa negara. Dari hal tersebut akhirnya cina memiliki inisiatif untuk membangun bendungan juga di daerahnya. Anda pasti sudah tahu bahwa wilayah Cina sudah sempit sekarang, meledaknya jumlah penduduk yang tidak diimbangi dengan luas wilayah menyebabkan beberapa daerah di Cina sudah tidak memungkinkan dibangun megaproyek. Maka dari itu sasaran utama yang lebih dekat dengan Cina adalah Tibet.

Megaproyek bendungan PLTA yang telah dibangun di Tibet kabarnya telah menghabiskan dana sekitar tiga miliar dolar AS dan akan selesai pada tahun 2001. Bendungan tersebut digadang-gdanag sebagai bendungan tersbesar di dunia dengan kapasitas listrik yang dihasilkan yaitu lebih dari 5.400 kwh. Hal ini tentu akan menguntungkan satu pihak saja yaitu Cina, sedangkan di pihak lain Tibet akan lebih banyak mendapatkan dampak daripada keuntungan. Megaproyek selanjutnya yang akan dibangun oleh Cina di dataran Tibet yaitu perlintasan kereta api yang dikabarkan akan menghubungkan antara ibukota Tiber dan Beijing, proyek tersebut telah dimulai sejak tahun 2006. Berdasarkan perkiraan, jalur kereta api tersebut akan melewati ketinggian pegunungan Tibet juga. Jalur kereta api tersebut akan menjadi kebanggan negara Cina karena nantinya merupakan jalur kereta api yang berada pada ketinggian lebih dari 5000 meter diatas permukaan laut.