Tim Loughton Menyuarakan Hak Minoritas yang Didapatkan Oleh Tibet Selama Ini – Tibet, salah satu provinsi yang ada di wilayah Tiongkok ini pada maret tahun 2019 meminta sebuah kebebasan pada pimpinan partai komunis China. Isu dari Tibet ini sudah menjadi perhatian dari negara-negara luar di seluruh penjuru dunia. Pada, 23 Juli 2019 ada perkumpulan dari tiga partai politik yang utama merupakan mantan menteri konservatif Inggris yaitu Tim Loughton ini berada pada satu tempat yaitu house off commons. Pada saat perkumpulan seperti ini, mereka Tim Loughton ini menghandirkan RUU Tibet untuk mengumpulkan sebuah laporan yang dibawa oleh warga Inggris yang sudah mengunjungi Tibet. Loughton sendiri menyampaikan bahwasannya ini dibataskan karena permasalahan jarak jauh tetapi hal seperti ini lebih penting karena adanya minoritas kemanusiaan untuk Tibet. Loughton menyampaikan hal seperti ini dikarenakan dirinya bisa berhasil dalam mengenalkan ke orang-orang tentang RUU Ten Minute terhadap akses timbal balik dari RUU Tibet.
Membahas hal sebelumnya, Loughton juga menjelaskan bahwasannya RUU Ten Minute ini dipresentasikan dan berkampanye ke orang-orang karena selama ini Loughton melakukan hal-hal yang menegakkan Hak Asasi Manusia dan menghapuskan yang namanya minoritas kemanusiaan seperti masalah yang ada di wilayah Tibet, Tiongkok. Ada apa dengan Tibet, Tiongkok? Umat budha yang ada di Tibet ini mengalami yang namanya penindasan dalam waktu yang cukup lama dari pemimpin partai komunis China dan Dalai Lama juga diasingkan oleh para Komunis. Biksu dan Biksuni di Tibet disuruh memenuhi sebuah syarat utama agar terbebaskan dengan memegang keyakinan terhadap komunis atau atheis baru mereka bisa dengan bebas memegang keyakinan sebagai budha.

Begitulah singkat informasi yang terkini mengenai isu Tibet dan beberapa orang meminta sebuah Hak Asasi Manusia atas minoritas terhadap budha Tibet. Salah satunya yang berani mengajukan sebuah pembelaan adalah mantan menteri konservatif dari Inggris yaitu Tim Loughton. Tim Loughton dalam perkumpulannya menyatakan mengenai RUU Tibet dan juga RUU Ten Minute untuk membebaskan warga Tibet, Tiongkok dari kesengsaraan dalam waktu yang cukup lama. Jika anda ingin mengetahui informasi yang lebih lengkap mengenai RUU Tibet dan RUU Ten minute, anda bisa mengunjungi situs judi online yang menyediakan berbagai informasi mengenai RUU Tibet & RUU Ten Minute untuk membebaskan Tibet.
Umat Buddha Tibet Meminta Sebuah Kebebasan dari Penindasan Selama Ini
Umat Buddha Tibet Meminta Sebuah Kebebasan dari Penindasan Selama Ini – Maret 2019, apakah kamu mendengar kabar terbaru megenai tibet? Kabar dari tibet sendiri yaitu memperingati 60 tahun lamanya dalam pemberontakan terhadap para komunis yang membuat Dalai Lama serta pengikut dari Dalai Lama menuju ke dalam pengasingan yang dilalukan oleh komunis. Pada, 22 Maret 2019 di Tiongkok, mengadakan dan mendeklarasikan bahwasannya wilayah Tibet ini merupakan sebuah daerah yang akan bebas di seluruh penjuru dunia. Dari sinilah, wilayah tibet dijadikan sebagai objek pengawasan dari anggota kader partai komunis. Dari sini, mereka mulai mengawasi tempat seperti biara dan juga desa warga budha,Tibet.
Membahas hal sebelumnya, tindakan dari kader komunis ini adalah memaksa orang-orang Tibet untuk mengganti foto Dalai Lama yang dipajang dengan foto dari pimpinan dari partai komunis dan Negara China ini membanggakan provinsi Tibet, Tiongkok ini sebagai sebuah kawasan teraman. Bahkan, terdapat pernyataan atas kejadian Tibet ini dari Butchung Tsering yang merupakan wakil presiden dari kampanye Internasional untuk Tibet. Butchung tsering menyatakan bahwasannya syarat utama dari biksu dan biksuni yaitu harus bisa setia terhadap partai komunis sebelum mereka berbuat setia terhadap keyakinan mereka sebagai budha. Semua syarat utama dari partai komunis ini dibaca sekeras-kerasnya oleh mereka. Padahal pemimpin dari komunis Tiongkok ini, telah melakukan banyak penindasan terhadap para umat budha di Tibet dan menginginkan membuat kembali agama pro-Budhis tetapi hal tersebut dikarenak sebuah proyek yang bernilai tinggi.

Begitulah singkat informasi mengenai umat Budha Tibet di Tiongkok yang menginginkan sebuah kebebasan tanpa adanya penindasan dari partai komunis. Semua deklarasi ini dilakukan setelah 60 tahun dan dilakukan pada bulan Maret 2019. Ternyata, aksi seperti ini dijadikan sorotan oleh dunia. Pendeklarasian bahwa Tibet menginginkan kebebasan dinyatakan pada saat aksi yang dilakukan pada 22 Maret 2019 dan mereka mengarakkan diri di jalanan hanya untuk meminta kebebasan. Hal yang dilakukan oleh umat budha di sana didukung oleh para anggotanya serta banyak orang yang berasal dari luar wilayah juga datang mendukung dengan membawa foto dari Dalai Lama, mencoreng wajah pimpinan para komunis, dan membawa bendera dari Tibet.
Kilas Balik Permasalahan Tibet dan Tanggapan Dalai Lama di Konferensi Pers
Kilas Balik Permasalahan Tibet dan Tanggapan Dalai Lama di Konferensi Pers – Siapa yang tidak mengetahui mengenai isu orang-orang Tibet? Isu dimana Tibet membutuhkan penegakan dari otoritas pemerintahan China untuk aspek Hak Asasi Manusia dan kebebasan dalam berkreasi layaknya manusia normal. Kilas balik mengenai masalah yang ada di Tibet ini, pada mulanya hal seperti ini terjadi di 10 Maret 1959 walaupun pemberontakan asli dimulai Tibet terhadap pemerintahan China ini dimulai pada tahun 1949. Pada mulanya, hal seperti ini terjadi karena pemerintahan China mengklaim wilayah dari Tibet sebagai wilayah pemerintahannya. Dari sinilah, warga dari Tibet ini tidak terima bahwasannya Tibet ini merupakan negara yang merdekan dan memiliki kedaulatan. Dan, pada akhirnya banyak sekali invansi yang dilakukan oleh Tiongkok sejak tahun 1949. Pada tahun 1959, China memiliki kedudukan dan kedaulatan penuh atas wilayah Tibet.
Membahas hal sebelumnya, sejak tahun 1959 banyak sekali penduduk Tibet yang mengalami kematian karena invansi Tiongkok. 1,2 juta orang Tibet 20% dari 60 juta orang Tibet meninggal dunia karena invansi yang disebutkan sebelumnya. 99% dari 6 ribu orang biara budha telah dijarah habis yang mengakibatkan sebuah kehancuran. Setelah, sedikit kilas balik. Ada satu sosok yang merupakan pemimpin spiritual Tibet yang sudah diasingkan ke India dalam cakupan waktu yang lama. Dalai Lama, sejak pengasingannya dia berusaha untuk mengembangkan sebuah komunikasi dengan China tetapi hal tersebut mengalami sedikit perkembangan. Hal ini masih dianggap oleh Tiongkok, Tibet membutuhkan sebuah kemerdekaan.

Pada bulan April 2019, Dalai Lama mendatangi sebuah konferensi pers di New Delhi, India. Di sana, Dalai Lama menjelaskan bahwasannya dari dulu dia tidak ada niatan berkomunikasi untuk mencari kemerdekaan Tibet. Lebih tepatnya, Dalai Lama menganggap bahwasannya ini sebuah reuni terhadap China dengan sebuah syarat yang bisa untuk diterima. Pemimpin berusia 83 tahun ini, mengatakan bahwa dia ingin Tibet dan China bisa berdampingan dalam kehidupan. Dimana, dia berharap China bisa memberikan bantuan atas ekonomi dan pengetahuan China ke orang-orang Tibet agar bisa menjalani kehidupan normal tanpa adanya kesengsaraan.
Konferensi Pers Internasional untuk Tibet, Mendesak China Meneggakkan HAM
Konferensi Pers Internasional untuk Tibet, Mendesak China Meneggakkan HAM – 3 Mei 2019, Di Dharamshala, India yang menandai adanya kebebasan pers di seluruh dunia Internasional tahun 2019 ini mengadakan sebuah pers yang membahas hal tentang isu-isu Tibet yang tidak mendapatkan sebuah kebebasan atau lebih tepatnya mendapatkan sebuah penindasan dari komunis China.
Pers ini diadakan oleh organisasi yang benar-benar aktif dalam penegakan Hak Asasi Manusia dan Jurnalis-jurnalis Tibet. Mereka berkumpul dalam sebuah pers hanya untuk memberikan kecaman terhadap pemerintahan China yang melanggar sebuah garis mengenai adanya kebebasan untuk berekpresi dan memegang sebuah keyakinan serta mengajukan sebuah tuntutan atas segala masalah di Tibet untuk segera diakhiri.
Pada saat melakukan pers di The Tibetan Center for Human Rights and Democracy (TCHRD) dan juga Association of Tibetan Journalist (ATJ) mereka meminta seluruh komunitas atau kelompok skala Internasional untuk masuk ke dalam pemerintahan China dan memojokkan Tiongkok untuk menghapuskan atau membakar habis segala peraturan mengenai kebebasan di Tibet. Dimaksudkan di sini adalah untuk memberikan sebuah kebebasan sedikit untuk para kelompok HAM dan jurnalis untuk melakukan liputan perjalanan ke Tibet tanpa campur tangan dari pemerintahan manapun. Pada pers itu juga membahas hal lain mengenai sebuah sistematis Tiongkok mengenai pembatasan hak kebebasan untuk bergerak, berekspresi, berbicara di wilayah Tibet oleh otoritas pemerintahan China. Bahwasannya, dalam pers juga menyampaikan tentang jurnalis istimewa yang bisa memasuki wilayah Tibet ini dijaga ketat sehingga susah untuk berbicara ke orang Tibet. Para jurnalis ini di intimidasi jika menanyakan sesuatu hal terhadap orang tibet dan akan mendapatkan sebuah pelecehan. Jika para jurnalis mencari informasi kepada orang Tibet maka akan timbul permasalahan yang lebih besar untuk orang Tibet yang diajak berbicara oleh jurnalis.

Begitulah singkat informasi mengenai konferensi pers Internasional mengenai permasalahan atau isu yang sedang gempar di wilayah Tibet. Isu yang saat ini sedang panas adalah HAM manusia dan juga bermunculannya situs judi bola ilegal dari China. Dan, pers ini hanya menginginkan otoritas pemerintahan China untuk menegakkan yang namanya HAM dan meminta sedikit keadilan orang Tibet yang sudah lama menderita.
Perayaan Tianamen Square oleh Aktifis China dan Tibet
Perayaan Tianamen Square oleh Aktifis China dan Tibet – Permasalahan mengenai hak asasi manusia di seluruh penjuru dunia ini tidak akan pernah habis jika dibahas. Dari adanya permasalahan menganai hak asasi manusia atau minoritas kemanusiaan ini banyak sekali bermunculan organisasi-organisasi baru atau kelompok aktivis masyarakat yang berguna utuk membantu menyuarakan hak-hak orang yang tertindas. Salah satunya, permasalahan yang ada di Tibet, Tiongkok yang sudah ada sejak 60 tahun lamanya. Para aktivis sudah menyuarakan bahkan mendesak pemerintahan China untuk memberikan kebebasan terhadap orang Tibet untuk berekspresi, berbicara, ataupun bergerak selayaknya manusia normal. Isu Tibet ini, sudah dilirik oleh dunia dan sebagian orang-orang penting layaknya Tim Loughton juga memberikan suaranya terhadap ketegakkan hak asasi manusia untuk orang Tibet.
Pada, 5 Juni 2019 lalu para aktifis yang terbentuk karena kurangnya keadilan HAM untuk orang Tibet ini melakukan unjuk rasa. Para aktifis Tibet dan China ini memperingati ulang tahun dari 30 tahun lamanya “Tiananmen Square”. Pada masa lalu, jalan kedutaan ini berganti nama menjadi jalan “Tiananmen Square” dimana dahulunya para pengunjuk rasa ini mengecamkan pemerintah China atas segala tindakan penumpasan yang terjadi di tahun 1989. Mereka para aktifis China dan Tibet ini mengingat bahwasannya para pengunjuk rasa terdahulu mengutuk kekejaman dari Beijing dan para pengunjuk rasa ini menyerahkan hidup mereka demi keadilan yang haruslah ditegakkan. Banyak sekali kejadian dari tahun 1989, dimana orang-orang yang berperan sebagai aktifis ini mendapatkan kematian bahkan ada juga aktifis yang diasingkan oleh pemerintah China. Tujuan adanya, peringatan ulang tahun selama 30 tahun ini oleh para aktifis China dan Tibet ini masih tetap mengarah pada isu Tibet dan permintaan sebuah kebebasan orang Tibet terhadap hak asasi manusia. Salah satu aktifis bernama Shao Jiang ini mengutarakan bahwasannya peringatan ini adalah mengingatkan sebuah kejadian dari perlawanan para aktifis terdahulu demi ketegakkan kebenaran untuk orang-orang yang tertindas dan hal ini tentunya membawa ingatan baru untuk para aktifis yang ingin membebaskan Tibet. Walaupun, pemerintah China berusaha untuk menghapus segala ingatan mengenai “Tianamen Square” tentunya hal seperti ini haruslah diteruskan kepada para generasi selanjutnya. Peringatan ini mengingatkan aktifis China dan Tibet ini untuk membantu menegakkan keadilan di Tibet walaupun akan terjadi masalah terhadap para aktifis ini.

Begitulah singkat informasi mengenai aktifis China dan Tibet yang merayakan ulang tahun dari “Tianamen Square” untuk memberikan semangat berjuang kepada mereka atas ketidak adilan pemerintah China terhadap orang-orang di Tibet. Pemerintah China melakukan penindasan yang membuat orang Tibet ini susah untuk bergerak, berekspresi, dan berbicara ke orang-orang sekitar. Bahkan, jurnalis yang menjadi salah satu anggota yang meliput di Tibet ini mengalami penjagaan yang begitu ketat dari polisi yang ada di Tibet.
“Jhator” Ritual Pemakaman Paling Mengerikan Di Dunia
Masyarakat lokal di berbagai daerah tentunya memiliki ritual pemakaman yang berbeda-beda. Pemakaman menjadi salah satu moment paling menyedihkan, suasana haru ditinggalkan oleh orang yang dicintai seakan ikut melebur bersama jenazah yang dikubur ataupun dikremasi. Setiap daerah memiliki cara menguburkan jenazah yang berbeda-beda. Di Indonesia misalnya, beberapa penduduk lokal menggunakan cara yang unik untuk menguburkan jenazah. Di bali, masyarakat Hindu percaya bahwa roh orang yang sudah meninggal akan diterima oleh sang pencipta dengan cara membakar jenazahnya dan menyimpan abunya untuk di do’akan.
Berbeda lagi dengan ritual pemakaman di negara lain. Kabarnya, di Tibet ada ritual pemakaman yang paling mengerikan di dunia. Umumnya menguburkan jenazah adalah dengan memasukkannya ke dalam tanah, berbeda halnya dengan penduduk lokal Tibet. Mayoritas penduduk disana beragama Budha, mereka percaya bahwa setelah kematian masih ada reinkarnasi yaitu orang yang mati tersebut akan hidup kembali pada kelahiran masa depan. Orang yang sudah mati dipercaya rohnya telah diangkat ke langit maka dari itu penduduk lokal menamakan ritual pemakamannya dengan sebutan “jhator” atau pemakaman di langit. Apa yang membedakan ritual tersebut dengan pemakaman lainnya? Dalam ritual tersebut sebenarnya jenazah tidak dikubur dengan alasan karena tanah di berbatu sehingga sulit menemukan tanah, sebagai gantinya mereka memutilasi tubuh jenazah kemudian memberikannya kepada burung bangkai.

Burung bangkai dalam kepercayaan penduduk asli Tibet dimaknai sebagai sang penari langit, artinya burung-burung tersebut adalah perwujudan dari reinkarnasi malaikat. Mereka percaya bahwa burung bangkai yang datang berkerumun di atas gunung saat pemakaman adalah para malaikat yang hadir untuk menjemput roh orang yang telah meninggal tersebut. Prosesi upacara dimulai dari membiarkan jkenazah selama tiga hari, konon sebelum dimutilasi, jeanzah akan dido’akan oleh biksu. Setelah di doakan barulah acara pemotongan dimulai, pemotongan pertama diawali dari bagian punggung sampai ke bagian lain. Penduduk lokal percaya bahwa agar roh bisa sampai ke surga maka semua anggota tubuh jenazah harus dimakan burung bangkai.
Fenomena Unik di Tibet, Daerah yang Menjunjung Tinggi Tradisi Buddha
Tibet merupakan salah satu provinsi yang terletak di China. Tibet juga dikenal sebagai provinsi dengan wilayah yang paling tinggi di bumi. Pasalnya, Tibet berada di ketinggian 16.000 kaki atau setara dengan 4.500 meter. Selain dikenal dengan keunikan letak geografisnya, Tibet juga terkenal akan tradisinya yang masih kental. Salah satunya yaitu tradisi yang dilakukan oleh para biksu sejak jaman dahulu kala dan masih tetap lestasi hingga kini. Tradisi yang masih di emban oleh para biksu di Tibet yaitu menyatukan diri dan lebih dekat dengan Tuhan. Salah satunya yaitu dengan menerapkan postur singa saat tidur. Tradisi ini sangat erat kaitannya dengan pengalaman spiritual. Biksu yang melakukan hal ini yaitu Khenpo Acho. Setelah wafat, biksu ini mendapatkan fenomena spiritual yang cukup unik dimana disebut dengan “rainbow body”.
Fenomena ini tentu sangatlah unik bahkan hanya terjadi pada orang-orang tertentu saja. Biksu ini sudah meninggal pada September tahun 1998 namun, tubuhnya masih terjaga dengan baik tanpa adanya tambahan bahan pengawet. Fenomena ini menjadi bahan perbincangan di seluruh antero dunia karena sangatlah unik. Selain itu, biksu Khenpo Acho tidak pernah memiliki riwayat penyakit sebelum meninggal. Setelah waktu wafatnya, tubuh biksu yang sudah menjadi jasad ini justru mengeci bahkan bisa mengeluarkan pelangi dari tubuhnya. Biksu Khenpo Acho wafat pada usianya yang sudah cukup tua yaitu 80 tahun. Menurut pemain yang berkunjung kesana, biksu ini sudah mencapai pembebasan atau tidak terikat dengan hal duniawi sehingga berhasil menjadi seorang Buddha. Saat wafat di usia 80 tahun, biksu ini mengalami sebuah fenomena pembubaran fisik. Fenomena yang cukup unik dengan adanya pelangi di tubuhnya menjadi suatu hal yang menarik untuk diketahui. Dengan melakukan tradisi yang sudah dijalankan dari jaman dahulu hingga menginjak ke posisi Buddha, jasad biksu ini menjadi bersih dan bercahaya. Bahkan jasadnya yang menyusut hingga menyerupai anak yang berusia 8 tahun.

Tak hanya itu saja, selain mengalami fenomena rainbow body, jasad biksu ini juga mengeluarkan wewangian yang sangat menyenangkan. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, jasad biksu ini tidak hanya menyusut tetapi berkurang hingga tersisa kuku dan juga rambut. Kuku dan rambut merupakan dua bagian tubuh manusia yang tidak mudah lapuk. Menurut sejumlah pakar spiritual, ketika tubuh manusia yang sudah wafat mengalami penyusutan mengartikan bahwa seseorang tersebut sudah mencapai posisi yang dekat dengan Sang Buddha. Hal ini masih banyak diyakini oleh masyarakat Tibet. Sehingga tidak heran jika Tibet menjadi salah satu wilayah yang masih menjunjung tinggi tradisi. Seperti yang dilakukan oleh para biksu dimana melakukan tradisi tidur posisi singa serta duduk posisi teratai. Sehingga seorang biksu bisa bersemedi dan memurnikan hatinya hingga akhir hayatnya.
Penduduk Tibet Mewarisi Gen Langka untuk Bertahan Hidup
Pernahkah Anda mendengar provinsi Tibet? Bagi Anda yang tinggal di benua Asia tentu sudah tidak asing lagi dengan salah satu provinsi yang ada di negara China atau Tiongkok. Tibet tidak hanya dikenal sebagai provinsi yang terletak di daerah yang cukup tinggi sehingga sering disebut sebagai “roof of the world”. Penduduk di Tibet tinggal di daerah pegunungan yang mana memiliki ketinggian hingga 4.500 meter. Letak geografis inilah yang membuat Tibet menjadi salah satu provinsi di China yang memiliki segudang keunikan.
Tibet memiliki letak geografis yang membuat lingkungan sekitarnya minim oksigen. Hal ini tentu sangat mungkin terjadi. Mengingat semakin tinggi suatu dataran, semakin rendah kadar oksigen di udara. Kadar oksigen yang sangat minim ini bisa menimbulkan berbagai macam penyakit mulai dari jantung hingga stroke. Kadar oksigen yang minim bisa membuat darah tidak bisa mengalir dengan lancar.
Namun, hal ini sangatlah berbeda dengan orang-orang asli Tibet. Penduduk Tibet memiliki gen yang sangat berbeda dengan manusia saat ini. Penduduk Tibet mewarisi gen dari Denisovan yang mana memiliki DNA EPAS1 dan ELGN1. Kedua gen ini ada di dalam darah penduduk Tibet sehingga bisa bertahan hidup hingga saat ini. Letak geografis Tibet dengan segala kekurangannya membuat DNa dalam tubuh mengalami mutasi.
Gen tersebut tentu menguntungkan bagi para penduduk Tibet. Karena dengan adanya gen tersebut, memungkinkan penduduk Tibet memiliki tubuh yang bisa meningkatkan oksigen sehingga bisa bertahan hidup hingga saat ini. Perlu diketahui bahwa dalam darah ada yang namanya hemoglobin. Hemoglobin memiliki fungsi untuk mendistribusikan oksigen ke seluruh anggota tubuh. Gen inilah yang membuat kadar hemoglobin dalam darah menjadi berkurang.
Selain itu, penduduk Tibet mewarisi gen langka yang tidak dimiliki oleh semua orang di belahan dunia lainnya. Bahkan gen ini masuk kedalam salah satu gen yang hampir punah. Menurut penelitian dari agen sbobet terpercaya, penduduk Tibet tidak hanya mewarisi kedua gen itu saja, adanya gen ADH7 memungkinkan penduduk yang tinggal di Tibet untuk menambah bobot tubuh sehingga bisa mereka bisa menyimpan energi lebih bnayak.
Gen ini sangatlah penting, mengingat letak geografis Tibet yang cukup sulit. Penduduk Tibet juga memilik gen MTHFR dan HLA-DQB1 yang bisa membantu tubuh meningkatkan vitamin folat serta meregulasi protein. Dengan adanya kedua gen tersebut, penduduk Tibet cenderung memiliki sistem imun yang cukup baik. Sebagian besar penduduk asli Tibet yang merupakan keturunan asli akan mewarisi DNA Denisovan yang mana merupakan hasil perkawinan silang antara gen dari manusia kuno dan manusia modern. Adanya gen yang sangat langka ini juga bisa membuat para penduduk Tibet mampu menangani kondisi yang diakibatkan letak geografis dan minimnya pasokan oksigen.
Mengenal Lebih Dekat dengan Tibet “Negeri Atap Dunia”
Siapa yang tidak mengenal salah satu daerah yang ada di China yaitu Tibet. Tibet saat ini sudah banyak sekali terkenal di banyak negara. Sebagian besar orang mengenal Tibet dari julukannya yaitu “Negeri Atap Dunia”. Julukan ini sangat menggambarkan wilayah Tibet yang mana berada di sebuah dataran tinggi. Tibet berada di sebuah daerah dengan ketinggian diatas 4.500 meter. Daerah ini memiliki letak geografis yang sangat tinggi bahkan daerah yang berada di titik ketinggian ini memiliki pasokan oksigen yang cukup sedikit. Dibandingkan dengan daerah China yang berada di dataran tinggi dibawah 4000 meter. Meskipun begitu, tak sedikit pelancong yang masih bertekad untuk mengunjungi dataran tinggi yang satu ini karena selain memiliki panorama yang indah juga memiliki budaya dan tradisi yang sangat kental.
Tibet merupakan salah satu negara yang pernah di invasi oleh China hingga akhirnya merdeka dan menjadi salah satu provinsi bagian dari China. Tibet sendiri sudah ada sejak 1300 tahun yang lalu. Sehingga memiliki warisan budaya dan tradisi yang cukup banyak. Bahkan, saking banyaknya budaya dan tradisi yang masih dianut oleh para penduduknya, membuat Tibet terdaftar sebagai salah satu warisan budaya oleh Unesco pada tahun 1994. Dengan letak geografisnya yang cukup istimewa dan kadar oksigen di udara yang sangat sedikit, tak membuat penduduk Tibet memiliki angka harapan hidup yang pendek.
Bahkan karena kondisinya yang sangat langka, sebagian besar penduduk Tibet mewarisi suatu gen yang memungkinkan mereka tetap hidup dan bertahan di daerah tersebut. Selain itu, Tibet juga terkenal memiliki banyak sekali tradisi dan budaya yang menarik. Mulai dari budaya pemakaman langit yang ekstrem, poliandri dimana perempuan memiliki banyak suami hingga berbagai budaya yang masih kental dengan agama budha lainnya. Tradisi-tradisi ini masih dijunjung tinggi dan dilaksanakan hingga saat ini.
Selain itu, penduduk Tibet dikenal sebagai seorang vegan atau vegetarian. Masyarakat Tibet sangat jarang sekali bahkan tidak pernah mengkonsumsi aneka macam daging. Masyarakat Tibet tidak akan mengkonsumsi makanan yang berupa daging atau makanan yang terbuat dari daging pada hari rabu. Penduduk Tibet memiliki makanan khas tersendiri yang bernama Tsemba. Makanan ini terbuat dari bahan gandum serta air. Hal unik lainnya yang dimiliki Tibet yaitu penduduknya gemar sekali mengkonsumsi teh. Sama seperti penduduk di negara Jepang, penduduk Tibet suka meminum teh dengan berbagai rasa. Mulai dari manis hingga pahit yang banyak dikonsumsi oleh sebagian besar orang di dunia. Namun, cita rasa teh asli buatan penduduk Tibet yaitu rasanya asin. Penduduk Tibet banyak membuat teh yang dicampurkan dengan mentega. Sehingga rasa tehnya akan terasa asin dan gurih.
Kentalnya Tradisi Pemakaman Langit di Tibet, Sebuah Prosesi Pemakaman Ekstrem
Ternyata, di dunia ini tidak hanya Indonesia saja yang masih kental akan budaya dan tradisinya. Tibet, salah satu kota di China juga masih kental dan tetap melestarikan tradisinya. Salah satu tradisi yang ada di Tibet dan masih dilakukan hingga kini yaitu tradisi pemakaman langit. Tradisi ini masih banyak dilakukan oleh sebagian besar orang yang tinggal di Qinghai, Tibet. Meskipun jaman sudah semakin berkembang, masyarakat Tibet terus menjaga nilai-nilai dari budaya dan tradisi yang telah diwariskan oleh para pendahulunya. Tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Tibet ini cukup ekstrim sehingga membuat para pengunjung yang menyaksikan tradisi pemakaman langit ini akan tercengang. Tradisi pemakaman langit yang dilakukan oleh orang Tibet yaitu memotong anggota tubuh si jenazah yang nantinya akan dijadikan sebagai bahan santapan burung pemakan bangkai.
Setiap negara memiliki tradisi atau cara pemakaman tersendiri. Cara pemakaman ini selain disesuaikan dengan budaya juga disesuaikan dengan agama atau kepercayaan yang diyakini. Contohnya saja di Indonesia yang memiliki tradisi pemakaman dengan nama “ngaben” yang diyakini oleh masyarakat Bali. Masyarakat Bali yang doyan sangat kental menganut agama Hindu sehingga prosesi pemakamannya akan berbeda dengan agama lain. Tradisi pemakaman langit bukanlah sekedar tradisi biasa yang asal dilakukan oleh penduduk Tibet.
Pasalnya prosesi pemakaman ini menganut ajaran agama Buddha yang mana banyak dianut oleh sebagian besar penduduk Tibet. Pada ajaran agama Budha Vajrayana meyakini bahwa manusia akan berpindah roh dan percaya akan adanya reinkarnasi. Hal ini didasarkan pada pemikiran orang Buddha khususnya di Tibet yang melihat jasad manusia bukanlah suatu benda yang harus dipertahankan seperti wadah yang kosong. Sehingga jasad manusia yang sudah meninggal harus dihilangkan di upacara pemakaman langit.
Prosesi pemakaman ini selain sangat unik juga cukup mencengangkan. Karena tubuh akan di potong hingga beberapa potongan yang nantinya akan dilakukan oleh Rogyapas. Sebelum upacara pemakaman ini dilangsungkan, rahib atau yang disebut Lama akan membacakan beberapa doa serta membakar kemenyan di sekitar jasad. Setelah jasad dipotong-potong, jasad ini akan diletakkan di suatu menara keheningan dalam jangka waktu 1 tahun.
Setelah satu tahun, sisa tulang-tulang manusia akan dipecah dan ditumbuk hingga halus. Bubuk dari tulang ini nantinya akan dijadikan sebagai makanan untuk burung-burung kecil seperti elang dan gagak. Sebuah tradisi tentu memiliki arti dibaliknya atau memiliki makna filosofis. Jika dilihat lebih dalam, prosesi pemakaman langit di Tibet ini merupakan bentuk kebaikan yang dilakukan oleh manusia untuk burung-burung kecil dan burung pemakan bangkai. Karena sebagai umat beragama, masyarakat Tibet menerapkannya sebagai salah satu bentuk hubungan yang baik antara manusia dan Tuhan, hubungan baik antara manusia dan makhluk hidup lainnya.
Mengulik Perkembangan Pendidikan Di Tibet Saat Ini
Pendidikan merupakan salah satu pilar sebuah negara, kebanyakan negara di dunia unggul karena bidang pendidikanny. Tidak salah apabila beberapa negara maju telah mendidik generasi muda sejak dini untuk menempuh pendidikan, seperti misalnya jepang. Negara yang terkenal dengan kepiawaiannnya membuat robot ini didapuk sebagai negara dengan penduduk yang mayoritas berpendidikan tinggi, sistem keja dan pendidikan di negara tersebut memperlihatkan betapa penduduknya sangat disiplin.
Berbeda dengan di Tibet, daerah yang notabene masuk ke dalam wilayah Cina ini memiliki sistem pendidikan yang belum memadai. Penduduk Tibet rata-rata memperoleh pendidikan selama 8,4 tahun dari dasar hingga menengah. Awalnya pada tahun 2012 pemerintah daerah Tibet memberikan investasi yang cukup besar untuk membiayai pendidikan anak-anak usia sekolah dasar di daerah tersebut. Namun pada kenyataannya setahun setelah investasi diberikan, pendidikan anak-anak tingkat sekolah dasar belum dapat mencapai 100%. Namun setidaknya hal itu sudah bertambah banyak dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Dinas pendidikan setempat mengabarkan bahwa di tahun 2013 tingkat pendidikan anak sekolah dasar di Tibet berada pada angka 99,59%. Tepatnya lima tahun sebelum adanya investasi biaya pendidikan yang diberikan kepada anak usia sekolah dasar, pada tahun 2007 pemerintah setempat sempat mencanangkan program wajib belajar 9 tahun secara gratis namun ternyata realisasinya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan sehingga pada akhirnya pendidikan yang diterima oleh penduduk hanya setengah-setengah saja.
Kurangnya wawasan mengenai pentingnya pendidikan bagi anak-anak dan pemuda menyebabkan orangtua enggan menyekolahkan anaknya, padahal biaya yang digunakan untuk mendukung program wajib belajar tersebut tidak sedikit. Tentunya hal ini berkaitan dengan peran pemerintah yang kurang memberikan sosialisasi pendidikan kepada penduduk yang tinggal di kawasan terpencil.
Pada tahun 2012, pemerintah Tibet kemudian mulai mencanangkan kembali program pendidikan yang baru. Dengan penambahan investasi di anggaran pendidikan, akhirnya pemerintah setempat mengeluarkan kebijakan wajib belajar 15 tahun untuk penduduk asli Tibet. Lalu bagaimanakah respon masyarakat? Nampaknya masyarakat masih enggan untuk menyentuh ranah pendidikan secara maksimal.
Data dari beberapa sumber mengatakan bahwa penelitian terbaru menyatakan tingkat pendidikan di Tibet masih di bawah rata-rata dari program yang dicanangkan oleh pemerintah dimana wajib belajar 15 tahun hanya menjadi angan-angan saja karena realitanya rata-rata masyarakat Tibet hanya memperoleh pendidikan 8,4 tahun saja. Perkembangan ekonomi yang masih berantakan tentu saja menjadi penghalang bagi daerah ini untuk memajukan bidang pendidikannya. Rencananya pemerintah melalui dinas pendidikan setempat akan menambah anggaran subsidi pendidikan hingga 70,5 juta yuan, kabar tersebut ditanggapi dingin oleh penduduk setempat. Dari jumlah subsidi tersebut rencananya setiap siswa akan mendapatkan biaya masing-masing sekitar 2.900 yuan dari tingkat taman kanak-kanak hingga SMA.
Tibet Akan Lakukan Revolusi Toilet Untuk Tingkatkan Pariwisata
Negara Tibet siap melakukan Revolusi Toilet guna meningkatkan kebersihan lingkungan serta mendorong segi pariwisata yang ada di negara tersebut. Revolusi Toilet dilakukan dengan menginvestasikan banyak dana terutama di Wilayah Otonomi Tibet serta Tiongkok bagian barat. Wilayah-wilayah ini nantinya akan mendapat bantuan dana sekitar 1.2 miliar yuan atau setara USD 173 juta guna membangun serta memperbaiki dua ribu toilet. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Pemerintah Regional Tibet, Losang Jamcan. Apalagi, dalam sepuluh tahun terakhir, mayoritas toilet kering yang tersebar di kota-kota besar Tibet sudah diganti menggunakan toilet siram. Namun, jenis toilet kering masih bisa ditemukan terutama di daerah-daerah pedesaan. Nantinya, dua ribu toilet yang dibangun dan diperbaiki ini akan tersebar di tempat-tempat wisata hingga di tempat-tempat umum. Sasaran utamanya terutama adalah tempat-tempat yang jadi pusat keramaian, baik oleh wisatawan ataupun warga lokal. Sementara di Kota Shannan, Tibet Selatan, pembangunan 200 toilet sudah mulai dilakukan pada 2017. Toilet-toilet baru ini terutama akan dibangun di tempat-tempat wisata.
Revolusi Toilet ini tak sekedar dilakukan oleh negara Tibet, namun juga wilayah-wilayah lainnya yang ada di Tiongkok. Standar nasional telah mewajibkan agar tiap rumah di pedesaan maupun perkotaa dilengkapi toilet bersih. Selain itu, toilet juga dapat berupa toilet kering maupun siram serta wajib dilengkpai tangki penampungan yang tersiman dalam tanah. Toilet bersih juga termasuk tembok, atap serta pintu dengan luas minimalnya adalah dua meter persegi. Adanya Revolusi Toilet diharapkan akan membuat para wisatawan baik dari dalam maupun luar Tibet makin betah saat menjelajah negara berjuluk Atap Dunia ini. Seperti kita tahu, Tibet terutama populer sebagai tujuan wisata internasional karena letaknya di ketinggian sehingga menyuguhkan panorama alam luar biasa.
Termasuk di antaranya adalah wisata ikonik Tibet yaitu Gunung Everest. Dengan tercapainya kebersihan dan sanitasi yang memadai, sektor pariwisata Tibet diharapkan akan semakin meningkat. Masalah kebersihan di Tibet memang masih jadi PR besar. Apalagi untuk para pendaki yang berada di basecamp Everest, mereka biasanya sudah tak asing melihat kondisi WC yang terbilang jorok serta berbau menyengat. Kondisi ini kadang akan jadi hambatan tersendiri karena membuat perasaan tidak nyaman bagi para wisatawan. Revolusi Toilet diadakan agar wisatawan dari bandar bola semakin nyaman dan betah saat menjelajah Tibet.
Selain permasalahan toilet, negara-negara China termasuk Tibet juga terkenal bermasalah akan sambungan internet. Wisatawan dari luar negeri akan sangat disarankan untuk mendownload VPN atau Virtual Private Network terlebih dahulu. Internet di China memang mendapat perlindungan sangat ketat. Bahkan untuk mesin pencari Google dan aneka media sosial seperti Facebook, Twitter dan Instagram takkan bisa dibuka di sana. Hal ini terkait kebijakan lokal dan takkan bisa diubah lagi. Ketika masih berada di Indonesia, download VPN terlebih dahulu agar kita bisa tetap membuka aneka situs internet ataupun menggunakan media sosial. Memang sangat banyak persiapan yang harus dipahami dan disiapkan sebelum mengunjungi Tibet, selain persiapan dana tentunya. Fisik harus kuat karena selama di Tibet, kita akan sering berjalan kaki dan oksigen di sana terbilang tipis. Selain itu, apabila kita berkunjung ke Tibet di musim dingin, maka siapkan pakaian ekstra tebal. Musim terbaik untuk mengunjungi Tibet sendiri adalah di musim gugur ataupun musim panas yang hangat, sekitar bulan Juni hingga Agustus.
Perbaikan Sistem Pendidikan Dasar Di Tibet
Pendidikan dasar merupakan pondasi bagi anak-anak untuk mencapai mimpi dan cita-cita. Bagi sebagian orang, memberikan pendidikan dasar kepada anak-anak mereka adalah sebuah kewajiban. Pemerintah dunia melalui pbb telah mengeluarkan kebijakan baru bagi negara-negara bawahannya untuk memberikan pendidikan dasar bagi penduduk, banyaknya kasus buta huruf di berbagai tempat menyebabkan kini perhatian dunia lebih terfokus pada pendidikan. Salah satu darah di Asia yang saat ini belum mapan dari sisi pendidikannya ialah Tibet. Daerah otonomi Cina ini menjadi salah satu perhatian baik oleh Cina maupun dunia. Kritik pemerintah atas Cina mulai bermunculan, seakan Cina meng-anak-tirikan Tibet karena gelar otonomi yang disandangnya.
Kabar yang mulai bermunculan, penduduk Tibet banyak yang masih belum mengenayam pendidikan dasar. Kebanyakan dari penduduk lokal belum memiliki perhatian serius pada bidang ini. Tentu saja dampak yang dirasakan cukup signifikan, berbagai upaya pemerintah telah dilakukan salah satunya mencanangkan program wajib belajar gratis. Program tersebut pernah dilakukan pada tahun 2012 dengan anggaran lebih dari 18 milyar dolar AS, tentunya biaya yang cukup besar ini menjadi perhatian utama publik di luar Tibet. Masalahnya anggaran tersebut cukup banyak untuk ukuran subsidi pendidikan, ini semata-mata sebagai bukti keseriusan pemerintah Tibet untuk memajukan pendidikan dasar bagi penduduknya.
Namun sayang upaya yang dilakukan pemerintah belum menampakkan hasil yang maksimal, dari kurun tahun 2007 hingga 2012 tercatat bahwa penduduk yang mengikuti pendidikan dasar hanya 95 persen saja. Hal ini tentunya menjadi tamparan keras baik untuk pihak Cina maupun Tibet sebagai daerah otonomnya. Meskipun begitu, Cina sepertinya enggan bicara dan hanya tutup mata dengan hal ini. Konflik antara Cina dan Tibet nampaknya belum 100% reda, konflik tersebut akhirnya berbuntut panjang hingga sekarang. Menurut agen bola ini, sistem pendidikan dasar di Tibet yang masih belum maksimal hendaknya memang memerlukan perbaikan, baik dari pola sosialisasi pendidikannya maupun anggaran subsidi pendidikan yang harus dialokasikan sesuai dengan kebutuhan penduduk sehingga akses pendidikan dasar merata di seluruh daerah.
Hancurnya Budaya Asli Tibet Dampak Megaproyek Cina
Cina dikenal oleh dunia sebagai negara industri dimana hampir semua bentuk industri menjadi komoditasnya saat ini, akhir-akhir ini Cina juga membangun megaproyek yang akan memberikan keuntungan berkali-kali lipat dibanding dengan komoditas industri saja. Pembangunan bendungan terbesar di Cina dikabarkan bisa menyuplai listrik ke seluruh wilayah Cina dan daerah lain di sekitarnya. Daya listrik yang dihasilkan oleh daratan Tibet cukup besar sehingga sayang apabila tidak dimanfaaatkan, begitulah menurut Cina. Namun di sisi lain pembanguna megaproyek yang dilakukan oleh Cina terhadap darah otonom ini memberikan dampak yang sangat besar baik di bidang ekonomi, religi, kultur, pendidikan dan beberapa segi kehidupan.
Pembangunan jalan raya tanpa hambatan atau tol di sepanjang jalur pegunungan Tibet yang menghubungkan ibukota negara Cina dan Tibet telah memudahkan akses masyarakat asing keluar masuk daerah Tibet yang meliputi kawasan tempat tinggal penduduk, tempat-tempat suci dan kawasan wisata. Kultur masyarakat Tibet yang pada awalnya masih tradisional kini telah rusak karena pengaruh dari masyarakat luar. Kini penduduk tidak lagi tradisional seperti sediakala, berbagai fasilitas modern telah disediakan sebagai penunjang sarana dan prasarana para turis. Sampai-sampai hal ini menyentuh kehidupan religi masyarakat asli Tibet dimana turis dari ini berduyun-duyun datang ke kuil hanya untuk sekedar berfoto-foto sehingga mengganggu kekhusyukan ibadah.
Di sisi lain, perkembangan pembangunan megaproyek dan sarana umum di Tibet telah memberikan banyak keuntungan bagi Cina dimana jumlah wisatawan agen sbobet yang datang ke Tibet semakin lama semakin bertambah, saat ini tercatat jumlah wisatawan yang datang ke Tibet sebanyak 15 juta orang pada tahun 2015. Pembangunan jalur kereta api dan jalan tol dari ibukota beijing ke Tibet nampaknya telah memudahkan akses wisatawan dari Cina menuju ke daerah tersebut. Sebanyak 95 persen dari total jumlah wisatawan yang datang ke Tibet merupakan warga Cina. Dari sektor pasriwisata di Tibet, setidaknya Cina bisa mendapatkan keuntungan 1,7 juta dolar amerika serikat setiap tahunnya. Lalu bagaimana dengan nasib penduduk Tibet selanjutnya?
Gunung Everest, Ikon Wisata Tibet Yang Tak Tertandingi
Gunung Everest atau Chomolungma ialah ikon wisata Tibet yang namanya pasti pernah kita dengar walah hanya sekali. Dalam bayangan kita pasti telah terbayang pendakian berbalut es, longsoran salju serta kegiatan memanjat tali saat mendengar kata Everest. Everest merupakan titik tertinggi di Bumi yaitu mencapai 8848 meter di atas permukaan air laut. Ketinggiannya sangat memusingkan karena diapit dataran tinggi Tibet. Tak terhitung berapa puluh ribu pendaki yang telah mencoba untuk menaklukkan puncak Everest. Banyak yang berhasil, namun tak sedikit juga yang meregang nyawa. Di gunung ini, terdapat kira-kira 200 mayat sebagai pengingat bahwa mencapai puncak Everest bukanlah perkara mudah. Cara terbaik memasuki Everest ialah melalui Cagar Alam Nasional Gunung Qomolangma. Terdapat dua rute treking yang bisa diambil oleh pendaki, yaitu Peruche Rute dan Tingri Rute. Pengaturan rute yang akan diambil ini bisa ditentukan saat pendaki masih berada di Lhasa. Untuk bisa masuk ke Tibet sendiri, tentunya kita membutuhkan visa serta permit atau izin khusus. Izin ini juga akan digunakan ketika memasuki basecamp Everest.
Visa China akan dibutuhkan saat memasuki China. Sementara untuk memasuki area Tibet, diperlukan Tibet Travel Permit dan untuk memasuki Everest dibutuhkan lagi dokumen bernama Aliens Travel Permit. Memang cukup banyak, namun proses pengurusannya tak terlalu rumit. Memasuki area Tibet sendiri harus menggunakan jasa tur agen tersendiri. Selama berada di Tibet, akan ada banyak pemeriksaan permit atau izin. Sebut saja mulai dari saat berada di stasiun kereta, masuk ke dalam objek wisata hingga check in hotel. Cukup banyak tempat pemeriksaan permit yang akan kita temui di Tibet. Namun, pihak tur yang akan mengurus perizinan tersebut. Jadi, yang harus kita urus sendiri hanyalah visa China saja, selebihnya tur agen yang akan menanganinya untuk kita. Waktu terbaik untuk mengunjungi Tibet serta Everest harus disesuaikan dengan musim. Terdapat total 4 musim di Tibet, yaitu musim semi dari April sampai Mei, musim panas dari Juni sampai Agustus, musim gugur dari September sampai Oktober serta musim dingin dari November sampai Maret. Datanglah pada musim gugur karena cuacanya terbilang bersahabat. Namun, jika kita lebih suka suasana yang hangat, datanglah di bulan Juni hingga Agustus kala musim panas.
Berlibur ke Tibet memang akan sangat menyenangkan karena kita bisa berwisata ke kota tertinggi di dunia sembari menikmati keindahan alam serta budayanya. Apalagi jika kita turut mendaki Everest yang sangat terkenal itu. Namun, tentunya ada banyak hal yang harus dipersiapkan. Tak sekedar dana, namun kesehatan tubuh terutama akan sangat penting untuk diperhatikan. Saat berada di Tibet nanti, kita akan lebih banyak berjalan kaki dibanding rutinitas sehari-hari biasanya. Lakukan olahraga secara rutin supaya badan lebih sehat dan siap untuk menghadapi kondisi di Tibet. Orang dengan riwayat penyakit jantung serta tekanan darah tinggi juga harus berkonsultasi dulu dengan dokter. Ini karena kadar oksigen yang tipis di Tibet sehingga ditakutkan akan memperparah kondisi fisik seseorang dengan riwayat dua penyakit tersebut. Tipisnya kadar oksigen juga dapat menyebabkan AMS atau Acute Mountain Sickness. Penyakit ini umum diderita seseorang yang tengah berada di ketinggian serta tak pandang bulu pada umur penderitanya. Gejala AMS termasuk mual, muntah, hingga jari berubah warna. Demikain adalah uraian seputar pesona wisata Tibet serta hal-hal yang harus kita perhatikan.
Tempat Wisata Unik Di Tibet yang Wajib Anda Kunjungi
Apakah anda masih asing dengan daerah Tibet? Daerah ini terkenal karena pegunungan tertinggi di Asia. Dengan adanya pegunungan Tibet yang populer, daerah tersebut akhirnyasering menjadi tujuan wisata bagi masyarakat lokal maupun mancanegara. Daerah yang berada di dataran Cina ini adalah wilayah otonom yang memiliki kebijakan istimewa atau khusus. Meskipun masuk ke dalam wilayah negara Cina namun pada hakikatnya daerah ini sangat mandiri dan tidak tergantung pada Cina. Bahkan beberapa kebijakan yang diberikan oleh Cina dianggap sebagai pelanggaran terhadap undang-undang otonomi di Tibet. Sebagai daerah otonomi, Tibet memiliki kekuasaan untuk mengatur daerahnya menjadi daerah wisata, saat ini Tibet telah menjadi salah satu daerah tujuan wisata dunia yang paling banyak dikunjungi. Para wisatawan yang datang ke daerah tersebut tidak hanya berasal dari Cina dan negara Asia lainnya namun juga dari berbagai negara di belahan dunia. Kebanyakan wisatawan ingin melihat keunikan ragam budaya, bahasa, dan pasriwisata di daerah tersebut.
Bagi anda yang penasaran apa saja tempat wisata unik di Tibet yang sering dikunjungi wisatawan, inilah beberapa daerah di Tibet yang istimewa. Yang pertama adalah kuil, mayoritas penduduk Tibet beragama Budha. Kuil tentu saja menjadi perhatian utama karena berada pada tingkatan teratas sebagai perwujudan atas bakti kepada Tuhan Yang Maha Esa. Di Tibet, kuil yang terkenal sebagai tempat ibadah di Tibet juga sering dijadikan sebagai tujuan wisata. Kuil Drigung merupakan salah satu kuil terbesar yang ada di Tibet, kuil tersebut masih difungsikan secara aktif untuk kegiatan ibadah dan ritual keagamaan lainnya. Penduduk asli Tibet terkenal dengan kepercayaan yang masih tinggi terhadap roh-roh nenek moyang, mereka menganggap sebagian besar tempat, bangunan maupun tumbuhan didiami oleh roh leluhur. Hal ini terbukti dari beberapa ritual aneh yang mereka lakukan, seperti ritual pemakaman di kuil Drigung. Cara merawat jenazah disana sangat berbeda dimana jenazah tidak dimakamkan namun dipotong-potong kemudian diberikan pada burung bangkai. Mengerikan bukan?
Berlanjut pada tempat wisata lainnya yang menarik di Tibet. Untuk para wisatawan yang menyukai keindahan alam, danau Yamdrok tentunya bisa menyegarkan mata anda disini karena danau tersebut terdapat panorama alam yang berbeda, danau Yamdrok diapit oleh pegunungan Tibet. Memiliki warna air biru langit yang sangat jernih, hal ini menandakan bahwa ekosistem di dasarnya masih alami. Warna biru langit yang terang dihasilkan dari mikroorganisme laut yang jumlahnya cukup banyak. Jika datang ke danau Yamdrok pastikan anda membawa kamera untuk mengabadikan keindahannya, anda juga bisa sambil piknik bersama keluarga. Suasana di sekitar danau Yamdrok sangat sepi, rasanya seperti sedang menikmati wisata privat. Penasaran bagaimana sensasinya?
Objek Wisata yang Bisa Dikunjungi di Tibet
ibet bisa jadi salah satu tujuan wisata ke luar negeri karena keindahan alam serta budayanya yang masih kental. Jika ingin mengunjungi Tibet, maka masuklah terlebih dahulu ke salah satu kota yang ada di China. Kota yang direkomendasikan sebagai start point ialah Chengdu ataupun Beijing. Barulah dari sini, perjalanan akan dilanjutkan ke Tibet menggunakan kereta api ataupun pesawat. Selama ini, mungkin kita hanya mengenal Gunung Everest sebagai ikon wisata Tibet. Padahal, masih banyak objek lain yang tak kalah menakjubkan dari Everest. Pertama ada Istana Polata, kediaman Dalai Lama yang kini telah menjadi museum. Ukuran Istama Polata ini kira-kira 400 meter dari timur-barat dan dikelilingi tembok batu. Istana Polata totalnya memiliki 13 tingkat dan kamarnya berjumlah 1000 buah. Terdapat juta tempat pemujaan sebanyak 10.000 buah serta patung yang jumlahnya lebih dari 200.000 buah. Istana ini menjulang dengan tinggi 117 meter dan berada di Red Hill. Secara keseluruhan, ketinggiannya mencapai 300 meter jika diukur mulai dari dasar lembah.
Objek wisata selanjutnya di Tibet ialah Kuil Jokhang atau disebut juga Vihara Jokhang. Areanya tersebar seluas 25.000 meter persegi dan bangunan ini sendiri memiliki 4 lantai. Lokasinya ada di pusat kota Lhasa. Kuil Jokhang juga telah ditetapkan sebaga warisan dunia oleh UNESCO. Nama lain dari kuil ini ialah Tsulag Khang yang berarti Rumah Kebijaksanaan. Tempat ini sangat dihormati oleh masyarakat Tibet serta menjadi pusat spiritual bagi masyarakat di Kota Lhasa. Berikutnya ada Istana Musim Panas atau Summmer Palace Norbulingka yang bisa jadi tujuan wisata saat kita tengah berada di Tibet. Masih di Kota Lhasa, Summer Palace ini tepatnya berlokasi di tepian Sungai Kyichu. Lokasinya bahkan hanya satu kilometer jauhnya dari Istana Polata. Norbulingka tersebar di area seluas 360.000 meter persegi serta terdiri dari 374 kamar. Dalam bahasa China, istana ini disebut Luobulinka yang artinya Istana Permata di Tibet. Norbulingka turut dijadikan warisan dunia oleh UNESCO sejak 2001. Arsitektur istana ini sangat menggambarkan etnis serta agama yang dipeluk suku Han China serta Tibet. Istana ini juga kerap digunakan sebagai lokasi diadakannya festival-festival tahunan khusus. Salah satunya adalah Festival Shoton di pekan pertama bulan Juli. Para pengunjung bisa menikmati aneka kuliner khas Tibet dan menyaksikan pertunjukan tarian tradisional.
Wisata alam di Tibet tak kalah beragam dan tidak hanya seputar Everest saja. Salah satunya adalah Danau Yamdrok. Danau ini berada di antara kota Gyantse dan Lhasa. Kita bisa melihatnya di sepanjang Friendship Highway sebagai penghubung antara Nepal dan Tibet. Rute ini juga jadi favorit bagi orang-orang yang hendak mencapai basecamp Everest. Panjang danau mencapai 130 km dan berada di ketinggian 4441 mdpl. Yamdrok sendiri ialah danau air tawar paling besar yang ada di pegunungan Himalaya. Kedalamannya mencapai 40 m dan titik terdalam dari danau ini mencapai 60 m. Danau lainnya yang tak kalah menakjubkan di Tibet ialah Danau Pangong. Danau ini memanjang hingga sejauh 134 km serta berlokasi di ketinggian 4350 mdpl. Perjalanan mencapai danau ini cukup membuat kita tidak nyaman karena berliku dan dipenuhi bebatuan. Danau ini terutama buka mulai dari Mei hingga September, yaitu pada musim liburan. Jika kita ingin lebih lama menikmati keindahan Danau Pangong, ada penginapan yang tersebar di sekitar danau.
Rahasia Awet Muda Ala Penduduk Lokal Tibet
Penampilan yang menarik tentu saja menjadi dambaan setiap orang, untuk berpenampilan menarik dan terlihat awet muda banyak orang menggunakan segala macam cara mulai dari yang berbau medis hingga cara yang alami. Resep sehat dan awet muda juga menjadi informasi yang banyak dicari netizen saat ini, melalui informasi-informasi tersebut yang akan anda peroleh umumny adalah menjaga kebugaran dengan olahraga teratur, makan makanan yang sehat dan bergizi serta menjaga ketenangan batin dan mental melalui latihan yoga. Pilihan terkahir banyak dipilih karena selain merupakan salah satu jenis olahraga ringan juga menjadi alat mediasi untuk mengurangi stress. Kepadatan rutinitas sehari-hari ditambah dengan pola hidup yang tidak sehat menyebabkan orang mudah stress sehingga dampaknya membuat orang terlihat lebih tua karena berfikir keras.
Anda pernah mendengar cerita tentang manusia tertua di dunia? Seorang pria asal Tibet meninggal di usia yang ke 256, itu artinya pria tersebut telah hidup selama lebih dari dua abad. Tentunya hal tersebut mengundang banyak perhatian netizen, khususnya bagi mereka yang memperhatikan penampilan dan kesehatan tubuh.berita tersebut bukanlah informasi palsu atau dibuat-buat. Pada kenyataannya memang penduduk lokal di daerah Tibet memiliki peluang umur panjang yang lebih tinggi dibanding masyarakat lain yang bermain judi dan tinggal di sekitarnya, mungkin pengaruh lingkungan tempat tinggal dan gaya hidup menjadi faktor yang menyebabkan kesehatan mereka selalu terjaga.
Apakah anda ingin tahu apa saja rahasia awet mudah yang sebenarnya ala penduduk Tibet? Berdasarkan penelitian, penyebab orang menjadi cepat tua ialah karena pola hidup dan tekanan kerja yang tinggi. Penelitian membuktikan bahwa 70% penyakit yang menimpa seseorang dikarenakan pola fikir yang tidak sehat atau tekanan yang tinggi pada fikiran yang menimbulkan stress. Sehingga untuk mengurangi pola fikir yang tidak sehat penduduk asli Tibet melakukan terapi rohani dengan memperbaiki suasana hati, sikap berbohong, berbicara kasar atau mengumpat dan berkata yang tidak senonoh bisa menyebabkan fikiran menjadi tidak sehat meskipun hanya dilakukan dalam hati.
Mengenal Lebih Dalam Keunikan Manusia Tibet
Dataran Tibet merpakan salah satu daerah yang berada di wilayah Cina. Kawasn ini berada di ketinggian 13 ribu kaki dari daratan, bisa anda bayangkan seberapa tingginya wilayah tersebut? Berada di daerah pegunungan menyebabkan kultur masyarakatnya berbeda dengan penduduk Cina kebanyakan. Daerah Tibet secara geografis masuk ke teritorial negara Cina, namun pada kenyataannya daerah ini memiliki otonomi sendiri yang tidak mau disamakan dengan Cina.
Penduduk di Tibet memiliki keunikan tersendiri, ras penduduk disana masih sama seperti warga mayoritas Cina dengan ciri-ciri kulit kuning langsat, mata sipit dan tubuhnya tidak terlalu tinggi. Perbedaan yang mencolok antara penduduk Tibet dan penduduk di daerah sekitarnya ialah penduduk asli Tibet memiliki siklus usia lebih dari 100 tahun. Anda bisa bayangkan bukan? Di Indonesia saja rata-rata usia penduduk paling tua hanya 150 tahun, itupun sangat jarang ditemukan. Daerah Tibet memiliki suhu cukup rendah karena berada di pegunungan es, penduduk lokal mengandalkan kebutuhan hidup dari hutan dan sungai.
Penduduk asli Tibet tidak hanya unik namun mereka juga ramah terhadap para wisatawan. Bagi anda yang berkunjung ke wilayah ini sempatkan untuk mengajak ngobrol masyarakat lokal. Karena kultur yang masih kental, mereka memiliki keyakinan yang masih kolot. Kebanyakan penduduk di Tibet masih mempercayai adanya kekuatan magis, kekuatan di luar nalar manusia yang biasa disebut sebagai animisme-dinamisme. Layaknya penduduk lainnya, penduduk Tibet memiliki mata pencaharian masing-masing sehingga kegiatan mereka banyak dilakukan di luar rumah.
Dari hasil riset yang disponsori oleh Agen Sbobet, awalnya penduduk asli daerah Tibet juga berasal dari daerah lain, entah karena alasan apa telah berpindah tempat tinggal di daerah pegunungan es dengan suhu minus sekian derajat celcius. Orang yang tidak terbiasa menghirup udara dingin tentunya tidak akan tahan, namun berbeda dengan pendduk lokal Tibet. Nampaknya mereka telah terbiasa dengan hawa dingin yang seakan menusuk kulit perut. Adaptasi yang diakukan oleh penduduk asli Tibet cukup ekstrim, manusia lain pasti tidak mampu hidup lebih lama di daerah tersebut. Hal inilah yang menyebabkan umur penduduk asli Tibet cenderung panjang.
Ahli biologi mengatakan bahwa cara adaptasi yang dilakukan oleh penduduk Tibet tidak semata-mata karena kultur dan kebiasaan. Ada salah satu jenis gen dalam tubuh penduduk yang dikenal dengan sebutan gen Epas1 dimana gen tersebut memungkinkan sistem tubuh menarik oksigen sebanyak-banyaknya, anehnya kemampuan tersebut berbeda dengan manusia pada umumnya. Kemampuan gen epas1 yaitu bisa menarik oksigen tanpa membentuk sel darah merah baru, padahal manusia pada umumnya ketika menghadapi daerah dengan suhu rendah maka secara otomatis tubuh akan menyesuaikan dengan cara menarik oksigen sebanyak-banyaknya untuk menghasilkan lebih banyak sel darah merah.
Megaproyek Cina Menuntut Penggulingan Kekuasaan Atas Dalai Lama
Geliat perekonomian di Cina saat ini sedang berada pada puncak teratas. Cina mulai membombardir daerah disekitanya untuk memperluas kekuasaan, satu demi satu beberapa daerah menjadi daerah kekuasaannya tak terkecuali Tibet. Daerah yang lebih dikenal dengan negeri diatas angin ini menjadi salah satu sasaran perluasan megaproyek yang kini tengah digarap oleh Cina. Beberapa megaproyek bahkan telah berhasil untuk dilaksanakan. Cina saat ini menjadi salah satu negara industri terbesar di dunia setelah Jepang, industri apapun berhasil dikelola oleh Cina.
Saat ini tidak hanya barang elektronik dan makanan yang jadi perhatian utama Cina, untuk meraup keuntungan yang jauh lebih besar maka negara berpenduduk terbanyak di dunia ini menjadikan semua komoditas sebagai media bisnis. Nampaknya Cina sudah tidak memandang batas teritorial maupun kebijakan-kebijakan pemerintahan yang sudah ada. Pasalnya beriringan dengan pembangunan megaproyek tersebut banyak pula kasus yang beredar mulai dari penggulingan kekuasaan hingga perebutan kekayaan alam, yang paling banyak merasakan dampak pembangunan megaproyek Cina tersebut yaitu daerah Tibet. Otonomi Tibet ternyata tidak mampu untuk mempertahankan wilayah Tibet.
Cina terus menerus membangun megaproyek di Tibet, di tahun 2010 Cina merencanakan untuk membangun PLTA di Tibet. Hal tersebut dilakukan oleh Cina dengan tujuan untuk menciptakan energi terbarukan dengan jumlah yang lebih banyak daripada sebelumnya. Cina dikenal dunia sebagai negara yang sering menangani megaproyek bendungan yang kapasitasnya super besar di beberapa negara. Dari hal tersebut akhirnya cina memiliki inisiatif untuk membangun bendungan juga di daerahnya. Anda pasti sudah tahu bahwa wilayah Cina sudah sempit sekarang, meledaknya jumlah penduduk yang tidak diimbangi dengan luas wilayah menyebabkan beberapa daerah di Cina sudah tidak memungkinkan dibangun megaproyek. Maka dari itu sasaran utama yang lebih dekat dengan Cina adalah Tibet.
Megaproyek bendungan PLTA yang telah dibangun di Tibet kabarnya telah menghabiskan dana sekitar tiga miliar dolar AS dan akan selesai pada tahun 2001. Bendungan tersebut digadang-gdanag sebagai bendungan tersbesar di dunia dengan kapasitas listrik yang dihasilkan yaitu lebih dari 5.400 kwh. Hal ini tentu akan menguntungkan satu pihak saja yaitu Cina, sedangkan di pihak lain Tibet akan lebih banyak mendapatkan dampak daripada keuntungan. Megaproyek selanjutnya yang akan dibangun oleh Cina di dataran Tibet yaitu perlintasan kereta api yang dikabarkan akan menghubungkan antara ibukota Tiber dan Beijing, proyek tersebut telah dimulai sejak tahun 2006. Berdasarkan perkiraan, jalur kereta api tersebut akan melewati ketinggian pegunungan Tibet juga. Jalur kereta api tersebut akan menjadi kebanggan negara Cina karena nantinya merupakan jalur kereta api yang berada pada ketinggian lebih dari 5000 meter diatas permukaan laut.
Lika Liku Kasus Tibet Vs Cina Yang Tiada Habisnya
Perpolitikan menjadi ranah sensitif yang menarik untuk diperbincangkan. Isu-isu politik, hukum dan ekonomi menjadi salah satu sorotan publik dimanapun berada. Tidak hanya di kota besar saja, daerah kecil dan hampir tidak dikenali bahkan memiliki masalah tersendiri berkaitan dengan isu-isu perpolitikan. Anda pasti sudha terbiasa melihat informasi di televisi mengenai kasus peperangan, pengeboman, gencatan senjata, dan sebagainya. Perebutan wilayah teritorial umumnya menjadi permasalahan yang banyak menimbulkan perselisihan. Selain itu, permasalahan ekonomi antara satu daerah dengan daerah lain terkait dengan kucuran dana anggaran daerah juga menjadi isu penting jika diperhatikan. Saat ini Cina sedang gencar-gencarnya memperluas area industri meliputi daerah-daerah lain disekitarnya.
Daerah Tibet juga masuk ke dalam wilayah perluasan yang sedang dilakukan oleh Cina, meskipun secara geografis wilayah Tibet masih merupakan bagian dariu negara Cina namun secara otonomi daerah telah ada pembagian khusus. Tibet berada cukup jauh dari pusat kota Cina, karena wilayahnya yang tidak terlalu besar dengan jumlah penduduk yang tidak sebanyak penduduk di perkotaan Cina menyebabkan daerah ini diberi otonomi tersendiri. Dalai Lama didapuk menjadi pemimpin di daerah Tibet hingga saat ini, kelihatannya Cina dan Tibet merupakan daerah inti dan daerah bawahan namun pada kenyataannya kedua daerah tersebut tidak pernah bisa akur, entah sudah berapa banyak permasalahan yang bergulir. Mulai dari masalah ekonomi, budaya, pendidikan hingga otonomisasi yang masih diperdebatkan. Berita terbaru menunjukkan bahwa saat ini keadaan antara Cina dan Tibet memanas kembali. Cina kabarnya tidak terima karena Dalai Lama telah menuduh pemerintah Cina telah mematikan budaya leluhur Tibet telah hidup ribuan tahun.
Merasa bahwa tuduhan dari pemerintahan Cina tidak benar, maka pemimpin Tibet yaitu Dalai Lama maju untuk mengambil langkah ekstrim. Dalai Lama mulai mengumpulkan dukungan untuk menguatkan persepsi rakyatnya dalam membela kedaulatan daerah dan keutuhan budaya mereka,awalnya pemimpin Tibet ini membuat pertemuan dengan perdana menteri jepang untuk kunjungan saja namun pastinya ada alasan lain dibalik hal itu. Unjuk rasa pada tahun 2008 yang dipimpin oleh Dalai Lama intinya menolak keras penguasaan Cina atas Tibet yang sedikitnya telah menewaskan 200 penduduk setempat. Penguasaan Cina terhadap beberapa daerah di Tibet secara otomatis telah mematikan budaya asli daerah tersebut. Inilah akar dari permasalahan yang menyebabkan bergulirnya kasus demi kasus yang tidak pernah berhenti hingga sekarang. Saat ini hubungan antara Cina dan Tibet juga belum membaik karena permasalahan tersebut. Sampai sekarang belum ada benang penarik yang bisa melepaskan simpul konflik antara dua daerah serumpun itu, pastinya hal ini mempengaruhi perekonomian Tibet sebagai daerah otonomi yang menggantungkan sebagian anggaran daerah dari Cina.